PEDOMAN PRAKTIS
BERCOCOK TANAM PADI YANG BERHASIL
I. Pendahuluan
Budidaya
tanaman padi merupakan budidaya tanaman yang relatif cukup sulit untuk
mendapatkan hasil yang maksimal karena berbagai penyebab kegagalan saling silih
berganti mulai dari masalah benih, pengairan, pupuk, cuaca yang ekstrim,
banyaknya gangguan hama penyakit dan masih banyak lagi yang lainnya.
Berdasarkan
kondisi ini gangguan hama penyakit merupakan gangguan yang relatif lebih mudah
dikendalikan, namun bila tidak tepat waktu,
dosis, jenis dan cara dapat
mengakibatkan kerusakan hebat bahkan sampai puso.
II. Langkah-langkah
Budidaya Tan. Padi yang berhasil
1. Bagian Umum
a. Pengolahan
Tanah : lakukan seperti biasa, sesuaikan dengan musim tanam
b. Pesemaian
Padi : usahakan umur pesemaian yang dipindahtanamkan masih muda + 14
hari, menyemai sebaiknya pada akhir september untuk musim Hujan (MH)
dan bulan Maret untuk Musim Kemarau
(MK)
c. Waktu tanam :
wilayah Balai Penyuluhan Kecamatan Pemangkat dan sekitarnya sesuai dengan analisis data curah hujan, Musim Hujan
(Rendengan) sebaiknya awal bulan Oktober selesai tanam dan diusahakan selesai
panen pada bulan februari tahun berikutnya. Untuk MK Awal April sebaiknya
sudah selesai tanam dan akhir Juni sudah Panen. Sesuaikan jenis /varietas padi
dengan waktu yang tersedia berdasar analisis data curah hujan.
d. Penanaman :
Tanam padi jangan terlalu dalam, cukup +
2 cm dengan jumlah 1-3 batang / lobang.
e. Pemupukan Dasar : sebelum penanaman berikan
pupuk dasar (+ pupuk organik) sesuai dosis yang dianjurkan, atau dapat juga
dilakukan 1-2 hari setelah tanam.
2. Bagian Inti Bercocok Tanam Padi yang Berhasil
a. Lakukan
pengendalian Hama Tikus diawal musim tanam (sejak pengolahan tanah sd
selesai tanam) dengan pengumpanan (racun), emposan, memasang perangkap, dlsb. Secara bersama-sama. Agar tikus
tidak lagi menyerang pada waktu tanaman padi sudah besar. Dan pengendalian hama
penyakit dapat diselesaikan satu persatu, tidak menumpuk pada waktu tanaman
padi sudah besar (mana harus mengendalikan tikus mana harus mengendalikan hama
penyakit lainnya)
b. Padi umur + 3 minggu (20 hari) hst,
lakukan pemupukan susulan I sesuai dosis yang dianjurkan, khusus untuk pupuk N
sebaiknya sedikit dibawah dosis anjuran.
Setelah pemupukan susulan I, +
3 (tiga) hari (jangan terlambat)
lakukan pengendalian hama khususnya Penggerek
Batang (bangas pasak) dan Wereng.
Tentukan dosis, waktu, cara pengendalian dan jenis insektisida yang tepat. Gunakan insektisida yang
ber bahan aktif : Fipronil,
Dimehipo, Imidakloprid, Buprofezin, Klorantraniliprol & Tiametoksam. Atau memakai Pestisida organik/Nabati/Hayati (Beuveria Basiana dan Metharizium Anisopliae).
c. Padi berumur +
45 hari hst, masa primordia (bunting laki/ arau bubu ), lakukan pemupukan
susulan II sesuai rekomendasi, khusus untuk pupuk N sebaiknya sedikit dibawah
dosis anjuran.
Setelah pemupukan susulan II, +
3 hari (jangan terlambat) lakukan
pengendalian hama khususnya penggerek batang (bangas pasak) dan wereng.
Tentukan jenis insektisida yang tepat, dosis, waktu dan cara pengendaliannya.
Untuk itu gunakan insektisida yang ber bahan
aktif : Fipronil, Dimehipo, Imidakloprid, Buprofezin, Klorantraniliprol &
Tiametoksam. atau memakai Pestisida organik/Nabati/Hayati (Beuveria Bassiana dan Metharizium Anisopliae)
d. Padi
umur + 65 hari hst ( mulai murai sd ampar ) lakukan sekali lagi
pengendalian hama seperti pada poin 2.b diatas.
III. Penutup
Berdasarkan hitungan, bila jarak tanam padi 25x25 cm,
kehilangan 1 (batang/tangkai) padi per rumpun maka dalam 1.600 m2 (borong)
berarti kehilangan produksi padi sebesar + 100 kg. Jika dinilai dengan
uang setara dengan + Rp. 400.000,-
Dengan mengorbankan 1 batang/tangkai
per rumpun untuk biaya pengendalian
hama/penyakit, kita dapat menyelamatkan
seluruh rumpun yang ada. Jika rata-rata anakan padi 20 batang/ tangkai per
rumpun, maka potensi produksi padi kita mencapai + 2,0 ton/ borong,
atau + 12,50 ton/ ha.
SELAMAT MENCOBA, SEMOGA BERHASIL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar