Budidaya Padi Varietas IPB 3S
Oleh :
Sumarno, S.TP
KJF BKP4K Kabupaten Sambas
Tanaman padi varietas
unggul yang dilepas pemerintah sudah sedemikian banyaknya, dari Varietas Unggul
Baru (VUB), Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW), sampai varietas hasil rekayasa
genetika yang berasal dari Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) dan perguruan
tinggi. Selain varietas yang di lepas pemerintah ada juga varietas padi hasil
rekayasa petani.
Varietas
padi IPB 3S adalah keluaran perguruan tinggi dari Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) dan telah
dilepas pemerintah dengan SK Pelepasan
No. 1112/Kpts/SR.120/3/2012 dengan pemulianya adalah Dr.
Hajrial Aswidinoor, Dr. Willy B. Suwarno, Dr. Desta Wirnas dan Dr. Yudiwanti WE Kusumo. Berikut adalah deskripsi
varietas IPB 3S :
DESKRIPSI
VARIETAS PADI IPB 3S
|
|||
SK Pelepasan No.
1112/Kpts/SR.120/3/2012
|
|||
1
|
Asal
persilangan
|
:
|
IPB
6-d-10s-1-1-1/Fatmawati
|
2
|
Golongan
|
:
|
Cere
|
3
|
Umur
tanaman
|
:
|
+ 112 hari
|
4
|
Tinggi
Tanaman
|
:
|
+ 118 cm
|
5
|
Anakan
Produktif
|
:
|
7-11
batang
|
6
|
Bentuk
tanaman
|
:
|
Tegak
|
7
|
Kerebahan
|
:
|
Tahan
|
8
|
Kerontokan
|
:
|
Sedang
|
9
|
Bentuk
gabah
|
:
|
Medium
|
10
|
Warna
Gabah
|
:
|
Kuning
Jerami
|
11
|
Jumlah
gabah permalai
|
:
|
223 butir
|
12
|
Rata-rata
hasil
|
:
|
7,04
ton/ha GKG
|
13
|
Potensi
hasil
|
:
|
11,23
ton/ha GKG
|
14
|
Bobot
1000 butir
|
:
|
+ 28,2 gram
|
15
|
Tektur
nasi
|
:
|
Pulen
|
16
|
Kadar
amilosa
|
:
|
+ 21,6 %
|
|
|
:
|
|
* Ketahanan
terhadap penyakit:
- Tahan terhadap Tungro,
- agak tahan terhadap blas ras 033,
- agak tahan terhadap HDB ras III.
* Anjuran
tanam: Lahan irigasi dan tadah hujan, 0 – 600 m dpl
Teknologi Budidaya Padi
Varietas IPB 3S
Produktivitas
tanaman padi akan mencapai puncak sesuai potensi genetiknya bila di budidayakan
dengan baik sesuai rekomendasi budidaya yang di sampaikan oleh ahlinya. Berikut
adalah rekomendasi budidaya tanaman padi varietas IPB 3S :
1. Persemaian
- Gunakan benih bermutu
- Sebelum disemai, benih disortir dengan
larutan garam. Buang benih yang mengapung/melayang. Benih yang tenggelam
diambil, kemudian di cuci/bilas dengan air bersih sebelum direndam
- Rendam benih sehari semalam dan beri perlakuan
fungisida
- Inkubasikan benih pada karung basah sampai
tumbuh bakal akar
- Pengamatan dan pengambilan ngengat dan telur
ngengat penggerek batang
2. Pengolahan
Tanah
- Olah tanah sempurna dan rata
- Benamkan jerami
- Aplikasikan pupuk organik hayati (Bio-organik)
300 kg/ha 1-3 hari sebelum tanam
3. Penanaman
- Pindah tanam bibit pada umur 10 – 14 hari
setelah semai
- Kondisi air pada saat tanam adalah “macak-macak”
- Jarak Tanam yang digunakan: 20 cm x 20 cm
dengan 2 -3 bibit/lubang atau 20 cm x 40 cm x 15 cm atau 25 cm x 35 cm dengan
3-4 bibit/lubang
- Beri perlakuan pencelupan akar dengan
probiotik
4. Pengairan
- Teknik irigasi berselang atau intermittent. Air dialirkan ke sawah
hingga tergenang sekitar 5 cm dan dibiarkan hingga habis meresap ke tanah
kemudian air dimasukkan kembali. Pengeringan dilakukan pada saat pemupukan dan
10 hari sebelum panen
5. Pemupukan
- Umur 5-7 hari setelah tanam (HST) di pupuk
100 kg NPK 15 15 15/ha + 50 kg Urea/Ha
- Umur 21 HST di pupuk 100 kg NPK 15 15 15/ha
+ 50 kg Urea/Ha
- Umur 35 HST di pupuk 100 kg NPK 15 15 15/Ha
- Pupuk silika dosis 1 liter/Ha/aplikasi
disemprotkan 2 (dua) kali pada umur 10 dan 30 HST. Diusahakan tidak ada hujan 4
jam setelah penyemprotan
- Atau pemupukan berdasar rekomendasi setempat
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Lakukan pengamatan setiap hari terutama
hingga umur 1 bulan terhadap :
a. Keberadaan hama wereng dan telurnya di pangkal
batang
b. Keberadaan ngengat (penerbangan) dan telur
penggerek batang
c. Keberadaan kepinding tanah di pangkal batang
d. Keberadaan kupu-kupu/ngengat hama putih palsu
e. Dilakukan gerakan pengendalian hama tikus dan
penerapan LTBS
f. Penyemprotan dengan insektisida untuk
penggerek batang, dan wereng apabila diperlukan, serta fungisida untuk kresek
dan blas pada saat stadia bunting kecil dan setelah keluar malai merata
7. Pemanenan
- Lakukan pemanenan setelah sekitar 90% bulir
padi mengering
- Lakukan panen setelah embun kering dan tidak
waktu hujan
- Segera dirontok setelah panen dengan
menggunakan threser dan alas 9 m x 9 m
- Apabila gabah diproses oleh petani lakukan
segera pengeringan
- Apabila tersedia dianjurkan menggunakan jasa
alat mesin pemanen (combine harvester)
Budidaya tanaman padi IPB 3S secara umum
sama dengan budidaya tanaman padi lainnya, namun demikian banyak faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman padi tersebut dari masalah kualitas
benih, varietas, tingkat kesuburan tanah/pengolahan tanah dan keseimbangan pemupukan,
ketersediaan air, keseimbangan ekologis dan organisme pengganggu tanaman.
Pada dasarnya panca usaha pertanian
masih menjadi rujukan dengan tidak meninggalkan rekomendasi budidaya spesifik
lokasi dalam bercocoktanam padi.
Bahan
bacaan :
1. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor 2015, Teknologi Budidaya Padi Varietas IPB
3S.
2. Intitut Pertanian Bogor, 2013. Varietas tanaman
unggul. dri.ipb.ac.id/PDF_file/Buku_varietas_3%20Feb%202014.pdf